Soal ini tak kurang jadi sorotan media asing.
Salah satunya Straits Times. Laman harian itu memberitakan betapa tweet Menteri Tifatul telah menuai respons amarah dari sejumlah tweeps. Presenter Desi Anwar, misalnya, melalui akunnya @desianwar, mengatakan, “Pak Tifatul, dengarkan saya. Jika Anda tidak dapat membuat tweet dengan baik dan tepat, lebih baik Anda diam.”
Seorang jurnalis, Candra Malik, melalui akunnya @candramalik juga mengecamnya. “AIDS adalah isu kesehatan, bukan lelucon Pak,” dia men-tweet.
Menanggapi berbagai kritik pedas itu, Tifatul mengatakan bahwa semua orang memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya di Twitter. Dia bilang sama sekali tak memiliki niat untuk melecehkan para penderita AIDS. Apa yang dia tulis sebatas mengutip kalimat yang pernah dilontarkan seorang profesor yang sedang mengkampanyekan bahaya AIDS.
Repot juga ya jadi public figure, kalau mau memberikan statemen atau beropini musti mempertimbangkan asas kehati-hatian kalau tidak bakal ramai diresponnya, tidak seperti orang biasa yang bisa lebih bebas dalam menyampaikan pendapat dan opini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar