Perbedaan Seks dengan Lelaki yang Disunat dan Tak Disunat

Pada mulanya, sunat dilakukan sebagai sebahagian dari tradisi. Namun lama-kelamaan, sunat juga dilakukan untuk kebersihan dan kesihatan penis. Meskipun begitu, masih banyak lelaki bersunat keraa beberapa alasan tertentu belum menjalani sunat di masa dewasanya. Kondisi disunat atau tidak disunat ini ternyata dapat memengaruhi kehidupan seks lelaki dan tentu saja pasangannya.
Menurut Dr Patti Britton, PhD, direktor Sexuality Certificate Track di Chicago School of Professional Psychology/Westwood, sunat memberikan keuntungan khusus bagi Anda mahupun pasangan Anda. Pertama, si dia tak perlu susah-susah lagi membersihkan kulit penutup bahagian kepala penisnya (preputium, atau lebih dikenal dengan sebutan kulup). Kepraktisan ini tak dimiliki oleh pria yang tidak disunat, kerana ia butuh upaya ekstra untuk menarik kulit tersebut dan membersihkan bahagian yang tertutup sebelumnya.

Membersihkan area kepala penis (yang tertutup kulup) memang diperlukan untuk menghindari aroma tak sedap atau pengaruh yang lebih serius dari penumpukan bahan yang dikeluarkan oleh kelenjar (smegma). Dengan sendirinya, lebih sedikit bakteria atau kuman yang boleh berpindah ke tubuh Anda dan mempengaruhi kesihatan Anda.

Kedua, sebagian perempuan memilih lelaki yang sudah disunat kerana penetrasi yang terjadi akan mengurangi gesekan yang kurang nyaman di dalam vagina. Begitu terjadi penetrasi, kepala penis yang sudah disunat lebih mudah masuk dan keluar untuk menciptakan rasa nyaman untuk Anda mahupun pasangan Anda.

Sedangkan bila Anda memiliki pasangan yang belum disunat, seks yang lebih aman harus lebih diperhatikan. Lelaki dengan penis yang masih tertutup kulup kadang-kadang mengalami kesulitan menemukan kondom yang sesuai, atau memastikan kondom tetap terpasang selama penetrasi terjadi. Hal tersebut boleh menciptakan kekhuaatiran tersendiri bagi perempuan, dan dengan sendirinya mengacaukan aktiviti seks tersebut.

Penis yang belum disunat juga memiliki aroma atau rasa yang berbeza. Aroma di area genital memang normal, tetapi jika terlalu kuat, kemungkinan besar penis pasangan kurang terjaga kebersihannya. Higienitas yang kurang juga bisa menyebabkan infeksi di bawah kulup, yang gejalanya boleh berupa iritasi, kemerahan, aroma tak sedap, dan gejala tak normal lainnya.
Meskipun begitu, bila selalu dijaga kebersihannya, penis yang belum disunat juga memberikan sensasi tersendiri. Lapisan tipis dari preputium tersebut sangat sensitif. Ketika mengalami ereksi, kulit tertarik sendiri ke porosnya, menampakkan kepala penis sehingga terlihat sama dengan penis yang sudah disunat. Selama intercourse, seks oral, dan masturbasi, kulit yang tertarik tersebut boleh bertindak sebagai pelumas. Ketika penis mendorong masuk, ia akan menciptakan gesekan ekstra yang bisa saja menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi perempuan yang menyukainya.

Pada akhirnya, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk saat berhubungan seks dengan lelaki yang disunat atau tak disunat. Semuanya kembali pada selera masing-masing perempuan. Perempuan yang memiliki pasangan yang tak disunat pun boleh menikmatinya.

Posted by Warta Digital on 11/18/2011 07:23:00 AM. Filed under , , . Kamu bisa ikuti semua artikel melalui :

0 komentar for "Perbedaan Seks dengan Lelaki yang Disunat dan Tak Disunat"

Leave a reply